Halaman

Jumat, 13 Januari 2012

PERAN KOMUNIKASI DALAMPENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN DI INDONESIA

BAB  I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Komunikasi adalah salah satu hal vital dalam pendidikan. Seorang pendidik, guru atau dosen, melakukan komunikasi dengan siswa / mahasiswanya ketika proses belajar mengajar. Dengan komunikasi yang efektif, maka transfer ilmu dan nilai bisa berjalan efektif pula. Begitu pula sebaliknya, jika komunikasi tidak efektif, maka transfer ilmu dan nilaipun tidak akan optimal. Dampak yang terjadi misalnya siswa menjadi lambat dalam memahami pelajaran. Yang lebih membahayakan lagi apabila terjadi dissinterpretasi. Siswa salah dalam memahami maksud dari guru sehingga yang siswa pahami justru suatu hal yang salah.
Pembelajaran yang berhasil dan menarik membutuhkan suatu model berkomunikasi yang baik dan sesuai. Tanpa adanya kesesuaian antara model komunikasi dengan pembelajaran, maka proses pembelajaran itupun akan terhambat. Oleh karena itu, perkembangan komunikasi dalam meningkatkan pembelajaran haruslah diperhatikan dengan semakin majunya jaman.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dirumuskan adalah
a. Bagaimana perkembangan komunikasi saat ini?
b. Bagaimana hubungan komunikasi dalam pendidikan?
1.3. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan komunikasi pada saat ini
b. Untuk mengetahui hubungan antara komunikasi dengan proses pembelajaran.
1.4. Manfaat
     a. Siswa menjadi lebih mudah dalam menerima materi – materi yang disampaikan
     b. Siswa lebih menyadari pentingnya komunikasi dalam pendidikan                                                                                                                      
BAB II
PEMBAHASAN
peranan KOMUNIKASI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI INDONESIA
2.1 Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan sarana untuk terjalinnya hubungan antar seseorang dengan orang lain, dengan adanya komunikasi maka terjadilah hubungan sosial, karena bahwa manusia itu adalah sebagai makluk sosial, di antara satu yang dengan yang lainnya saling membutuhkan, sehingga terjadinya interaksi yang timbalk balik.
Dalam proses interaksi antara individu yang satu dengan yang lainya terjadi komunikasi dalam rangka penyampaian informasi. Oteng Sutisna mengemuakakan bahwa “Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjeleasan, perasaan, pertanyaan dari orang ke orang lain atau dari kelompok ke kelompok. Komunikasi adalah proses interaksi antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dan kelompok-kelompok di dalam suatu organisasi”.
Berdasarkan dari pengertian tersebut, jelaslah bahwa dalam setiap hubungan antara orang-orang atau kelompok-kelompok akan terjadinya komunikasi dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan, baik itu dalam bentuk informasi atau berita maupun yang sifatnya berkaitan dengan pribadi atau kelompok dalam mengutarakan perasaan, gagasan, dan ide kepada orang lain dengan maksud untuk mempengaruhi sikap atau perilaku orang lain tersebut setelah menerima informasi atau berita yang dikomunikasikan.
Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak disadari komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri, paling tidak sejak ia dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya. Gerak dan tangis yang pertama pada saat ia dilahirkan adalah tanda komunikasi (Widjaja, 1986).
Sementara itu, untuk menjalin rasa kemanusiaan yang akrab diperlukan saling pengertian sesama anggota masyarakat. Dalam hal ini faktor komunikasi memainkan peran penting, apalagi bagi manusia modern. Manusia modern yaitu manusia yang cara berpikirnya tidak spekulatif, tetapi berdasarkan logika dan rasional (penalaran) dalam melaksanakan segala kegiatan dan aktivitasnya. Kegiatan dan aktivitasnya itu akan terselenggara dengan baik melalui proses komunikasi antar manusia. Komunikasi telah menjadi bahan dari kehidupan manusia. Berhasilnya suatu komunikasi ialah apabila kita mengetahui dan mempelajari unsur-unsur yang terkandung dalam proses komunikasi.
2.2. Tujuan Komunikasi
Komunikasi merupakan sesuatu yang sangat pokok dalam setiap hubungan seseorang dengan orang lain, begitu pula dalam suatu organisasi terjadinya komunikasi tentunya mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Tujuan – tujuan dari komunikasi tersebut antara lain :
· Menentapkan dan menyebarkan maksud dari suatu kegiatan.
· Untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang secara individu maupun kelompok-kelompok di dalam suatu organisasi
· Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan.
· Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya seperti efektif dan efisien.
· Memilih, mengembangkan, menilai anggota di dalam komunikasi tersebut.
· Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap orang mau memberikan kontribusi.
2.3. Unsur – unsur komunikasi
Di dalam komunikasi, terdapat unsur – unsur yang saling berhubungan erat agar proses komunikasi tersebut dapat berjalan. Unsur – unsur tersebut antara lain :
1. Harus ada suatu sumber
Yaitu seorang komunikator yang mempunyai sejumlah kebutuhan, ide atau informasi untuk diberikan. Di dalam pendidikan, komunikastor diibaratkan seorang guru, dosen, instruktur, pelatih, atau tenaga pengajar.
2. Harus ada suatu maksud yang hendak dicapai.
Hal ini sangat penting karena komunikasi bertujuan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang baik secara individu maupun kelompok di dalam suatu organisasi. Apabila dalam komunikasi tidak ada maksud dan tujuannya, maka komunikasi tersebut sangat sulit terjadi dan hanya menjadi suatu omong kosong belaka. Suatu maksud dalam proses komunikasi menyebabkan komuniasi dapat berjalan lancar dan tidak lancar.
Komunikasi berjalan lancar apabila diantara pelaku komunikasi terdapat kesaling sinkronisasian yang berimbas keduanya merasakan kepuasan dari proses komunikasi yang dilakukannya. Contoh dalam suatu kegiatan pembelajaran, seorang instruktur atau guru merasa puas setelah menyajikan materi dan begitupun siswa merasa puas dan mengerti akan materi yang telah disampaikan oleh gurunya. Hal ini bisa terjadi apabila antara guru dengan siswa terdapat saling pemahaman dan saling pengertian diantara maksud dari komunikasi tersebut.

Komunikasi juga dapat tidak lancar atau dianggap gagal apabia antara komunikator dengan komunikan tidak terjadi kesaman pemahaman dan tidak adanya kesaling pengertian akan maksud dari komunikasi itu. Contoh dalam proses pembelajaran misalnya instruktur atau guru telah memberikan materi namun siswanya sama sekali tidak mengerti dengan materi yang disampaikan instruktur atau guru tersebut. Hal ini bisa terjadi apabila maksud dari komunikasi tersebut tidak jelas.
Namun, dalam setiap pembelajaran, harus terdapat maksud dari komunikasi. Di dalam pendidikan atau proses pembelajaran, maksud dari suatu komunikasi dilihat dari tujuan proses pembelajaran tersebut.
3. Harus ada pesan atau informasi
Pesan atau berita dalam suatu bentuk diperlukan untuk menyatakan fakta, perasaan, atau ide yang dimaksud untuk membangkitkan respon dipihak orang-orang kepada siapa pesan atau berita itu ditujukan. Tanpa adanya pesan atau informasi, maka maksud dari komunikasi tidak akan tersampaikan karena tidak adanya materi yang akan disampakan. Selain itu, Mc. Leod (1997) juga mengemukakan bahwa suatu informasi yang berkualitas harus memiliki ciri – ciri sebagai berikut.
· Akurat, artinya inforasi mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
· Tepat waktu, artinya informasi itu tersedia pada saat informasi itu diperlukan
· Relevan, artinya informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkan.
· Lengkap, artinya informasi harus diberikan secara lengkap. Apabila tidak lengkap maka kemungkinan akan terjadi kesalahpahaman.
4. Harus ada media atau suatu saluran yang menghubungkan sumber berita dengan penerima berita. Apabila tidak ada media atau saluran ini, maka informasi atau pesan yang dimiliki tidak akan tersampaikan. Media yang baik adalah media yang dapat menyampaikan pesan dan maksud dari komunikator kepada komunikan. Berhubungan dengan media, maka komunikasi ini diaagi menjadi dua hal, yaitu komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung.
Dalam komunikasi langsung (direct communication), antara komunikator dengan komunikan terjadi proses komunikasi secara tatap muka langsung. Sedangkan dalam komunikasi tidak langsung (indirect communication), antara pelaku komunikasi tidak terjadi tatap muka secara langsung melaingkan dalam tempat yang berbeda. Komunikasi ini menggunakan media – media yang cukup canggih seperti handphone, internet, dll.
5. Harus ada komunikan atau penerima berita.
Apabila keempat unsur komunikasi diatas terpenuhi, namun unsur kelima ini tidak terpenuhi, maka komunikasi sangat tidak akan mungkin berjalan. Apabila komunikasi telah berjalan, maka ada umpan balik atau respon dipihak komunikan. Umpan balik memungkinkan sumber berita untuk mengetahui apakah berita itu telah diterima dan dinterprestasikan dengan betul atau tidak
Dari komunikan ini, saya juga membedakan komunikasi menjadi 3 hal, yaitu komunikasi antar individu, komunikasi antar kelompok, dan komunikasi anatar individu dengan kelompok.
2.4 Fungsi Komunikasi
Sesuai dengan tujuan dari komunikasi, maka dalam suatu organisasi komunikasi mempunyai beberapa fungsi. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Maman Ukas, bahwa fungsi komunikasi adalah :
1. Fungsi informasi
Dengan melalui komunikasi maka apa yang ingin disampaikan oleh narasumber atau pemimpin kepada bawahannya dapat diberikan dalam bentuk lisan ataupun tertulis. Melalui lisan manajer atau pemimpin dengan bawahan dapat berdialog langsung dalam menyampaikan gagasan dan ide.
2. Fungsi komando akan perintah
Fungsi komando akan perintah tentunya berkaitan dengan kekuasaan, di mana kekuasaan seseorang orang adalah hak untuk memberi perintah kepada bawahan di mana para bawahan tunduk dan taat dan disiplin dalam menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Suatu perintah akan berisikan aba-aba untuk pelaksanaan kerja yang harus dipahami dan dimengerti serta yang dijalankan oleh bawahan. Dengan perintah terjadi hubungan atasan dan bawhaan sebagai yang diberikan tugas.
3. Fungsi mempengaruhi dan penyaluran
Dalam fungsi pengaruh berarti memasukan unsure-unsur yang meyakinkan dari pada atasan baik bersifat motivasi maupun bimbingan, sehingga bawahan merasa berkewajiban harus menjalankan pekerjaan atau tugas yang harus dilaksanakannya. Dan dalam mepengaruhi bahwa komunikator harus luwes untuk melihat situasi dan kondisi di mana bawahan akan diberikan tugas dan tanggung jawab, sehingga tidak merasa bahwa sebenarnya apa yang dilakukan bawahannya itu merupakan beban, ia akan merasakan tugas dan tanggung jawab.
4. Fungsi integrasi
Pada fungsi integrasi bahwa organisasi sebagai suatu sistem harus berintegrasi dalam satu total kesatuan yang saling berkaitan dan semua urusan satu sama lain tak dapat dipisahkan, oleh karena itu orang-orang yang berada dalam suatu organisasi atau kelompok merupakan suatu kesatuan sistem, di mana seseorang itu akan saling berhubungan dan saling memberikan pengaruh kepada satu sama lain dalam rangka terciptanya suatu proses komunikasi untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
2.5 Komunikasi dalam pembelajaran
Dalam melaksanakan suatu program pendidikan, aktivitas menyebarkan, menyampaikan gagasan-gagasan dan maksud-maksud kepada siswa sangatlah penting. Proses komunikasi dalam menyampaikan suatu tujuan lebih dari pada sekedar menyalurkan pikiran-pikiran atau gagasan-gagasan dan maksud-maksud secara lisan atau tertulis.
Komunikasi secara lisan pada umumnya lebih mendatangkan hasil dan pengertian yang jelas dari pada secara tertulis. Namun , komunikasi ini biasanya hanya bersifat sementara. Apalagi manusia adalah tempatnya lupa, maka informasi atau pesan yang telah disampaikan bisa saja tidak dapat atau sulit untuk diketahui kembali. Komunikasi jenis ini tergolong kepada komunikasi aktif, dimana komunika dapat memberikan timbal balik secara langsung apabila terjadi ketidakpahaman.
Komunikasi secara tertulis memang memberikan suatu dampak dimana komunikan akan merasa kesulitan dalam memahami maksud dan tujan dari informasi itu, namun komunikasi ini mempunyai dampak yang lama. Dan apabila komunikan lupa dengan apa yang telah dipelajarai sebelumnya, maka ia dapat mengulangi membaca informasi tersebut. Komunikasi ini tergolong komunikasi tidak lagsung, artinya apabila komunikan tidak paham terhadap materi tertulis tersebut, maka komunikan tidak dapat memberikan suatu umpan balik secara langsung. namun dengan berkembangnya teknologi saat ini, maka meskipun komunikasi berjalan secara tidak langsung, namun unpan balik dapat diberikan secara cepat baik melalui telepon, e-mail, dll.
Pembelajaran tidak akan terlepas dari komunikasi, karena pembelajaran itu sendiri merupakan suatu usaha untuk membuat siswa belajar. Berarti di dalam usaha tersebut terdapat fungsi komando dari komunikasi. Pembelajaran akan berjalan baik apabila proses komunikasi juga berjalan dengan lancar, namun sebaliknya, pembelajran akan berjalan tidak baik apabila komunikasi berjalan tidak lancar. Ketika seoragn instruktur memberikan materi kepada siswanya, maka secara tidak langsung akan terjadi proses komunikasi, dan apabila komunikasi berjalan baik, maka dengan segera siswa akan memberikan umpan balik (feedback) baik berupa tulisan maupun gerak gerik rasa puasnya.

CIRI KARETERISTIK VIRUS


Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Sejarah virus
Menurut para ahli biologi, virus merupakan organisme peralihan antara makhluk hidup dan benda mati. Dikatakan peralihan karena virus mempunyai ciri-ciri makhluk hidup, misalnya mempunyai DNA (asam deoksiribonukleat) dan dapat berkembang biak pada sel hidup. Memiliki ciri-ciri benda mati seperti tidak memiliki protoplasma dan dapat dikristalkan. Para penemu virus antara lain D. Iwanoski (1892) pada tanaman tembakau, dilanjutkan M. Beijerinck (1898), Loffern dan Frooch (1897) menemukan dan memisahkan virus penyebab penyakit mulut dan kaki (food and mouth diseases), Reed (1900) berhasil menemukan virus penyebab kuning (yellow fever), Twort dan Herelle (1917) penemu Bakteriofage, Wendell M. Stanley (1935) berhasil mengkristalkan virus mosaik pada tembakau. Pengetahuan tentang virus terus berkembang sampai lahir ilmu cabang biologi yang mempelajari virus disebut virology.
1. ciri-ciri virus
-Berukuran ultra mikroskopis
- Parasit sejati/parasit obligat
- Berbentuk oval, bulat, batang, huruf T, kumparan
- Kapsid tersusun dari protein yang berisi DNA saja atau RNA
- Dapat dikristalkan
- Aktivitasnya harus di sel makhluk hidup
2. Struktur dan anatomi Virus
Untuk mengetahui struktur virus secara umum kita gunakan bakteriofage (virus T), strukturnya terdiri dari:
a.    Kepala virus berisi DNA dan bagian luarnya diselubungi kapsid. Satu unit protein yang menyusun kapsid disebut kapsomer.
b.    Kapsid adalah selubung yang berupa protein. Kapsid terdiri atas kapsomer dan protein monomer yang yang terdiri dari rantai polipeptida. Fungsi kapsid memberi bentuk virus dan pelindung virus dari kondisi lingkungan yang merugikan virus.
c.    Isi tubuh tersusun atas asam inti, yakni DNA saja atau RNA saja (viron). DNA atau RNA merupakan materi genetik yang berisi kode-kode pembawa sifat virus. Berdasarkan isi yang dikandungnya, virus dapat dibedakan menjadi virus DNA (virus T, virus cacar) dan virus RNA (virus influenza, HIV, H5N1). Selain itu di dalam isi virus terdapat beberapa enzim.
d.   Ekor virus merupakan alat untuk menempel pada inangnya. Ekor virus terdiri atas tubus bersumbat yang dilengkapi benang atau serabut.
e.    Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya.
3. Reproduksi Virus
Cara reproduksi virus dikenal sebagai proliferasi yang terdiri dari:
a.    Daur litik (litic cycle)
1. Fase Adsorbsi (fase penempelan)
Ditandai dengan melekatnya ekor virus pada sel bakteri. Setelah menempel virus mengeluarkan enzim lisoenzim (enzim penghancur) sehingga terbentuk lubang pada dinding bakteri untuk memasukkan asam inti virus.

2. Fase Injeksi (memasukkan asam inti)
       Setelah terbentuk lubang pada sel bakteri maka virus akan memasukkan asam inti (DNA) ke dalam tubuh sel bakteri. Jadi kapsid virus tetap berada di luar sel bakteri dan berfungsi lagi.

3. Fase Sintesis (pembentukan)
DNA virus akan mempengaruhi DNA bakteri untuk mereplikasi bagian-bagian virus, sehingga terbentuklah bagian-bagian virus. Di dalam sel bakteri yang tidak berdaya itu disintesis virus dan protein yang dijadikan sebagai kapsid virus, dalam kendali DNA virus.
4. Fase Asemblin (perakitan)
Bagian-bagian virus yang telah terbentuk, oleh bakteri akan dirakit menjadi virus sempurna. Jumlah virus yang terbentuk sekitar 100-200 buah dalam satu daur litik.
5. Fase Litik (pemecahan sel inang)
             Ketika perakitan selesai, maka virus akan menghancurkan dinding sel bakteri dengan enzim lisoenzim akhirnya virus akan mencari inang baru.

b. Daur lisogenik (lisogenic cycle)
1.      Fase Penggabungan Dalam menyisip ke DNA bakteri DNA virus harus memutus DNA bakteri, kemudian DNA virus menyisip di antara benang DNA bakteri yang terputus tersebut. Dengan kata lain, di dalam DNA bakteri terkandung materi genetik virus.
2.       Fase Pembelahan Setelah menyisip DNA virus tidak aktif disebut profag. Kemudian DNA bakteri mereplikasi untuk melakukan pembelahan.
3.      Fase Sintesis DNA virus melakukan sintesis untuk membentuk bagian-bagian viirus.
4.      Fase Perakitan Setelah virus membentuk bagian-bagian virus, dan kemudian DNA masuk ke dalam akan membentuk virus baru
5.      Fase Litik Setelah perakitan selesai terjadilah lisis sel bakteri. Virus yang terlepas dari inang akan mencari inang baru

HAKEKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

A.      Makna Belajar dan Pembelajaran
1.        Belajar
a.     Menurut Slavin dalam Catharina Tri Anni (2004), belajar adalah proses perolehan kemampuan yang berasal dari pengalaman.
b.    Menurut Gagne dalam Catharina Tri Anni (2004), belajar merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku.
c.       Menurut Bell-Gredler dalam Udin S. Winataputra (2008) belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam, Kemampuan, keterampilan dan sikap tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua,
Ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut:
1.      Belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri individu. Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek pengethauan atau kognitif saja tetapi juga meliputi aspek sikap dan nilai (afektif) serta keterampilan (psikomotor).
2.      Perubahan perilaku yang terjadi pada individu karena adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan .interaksi ini dapat berupa interaksi fisik dan psikis.
3.      Perubahan  perilaku akibat belajar akan bersifat cukup permanen.
2.        Pembelajaran
Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkingan belajar.
Ciri-ciri dari pembelajaran adalah inisiasi, fasilitasi, dan peningkatan proses belajar siswa. Sedangkan komponen-komponen dalam pembelajaran adalah tujuan, materi, kegiatan, dan evaluasi pembelajaran.
B.       Tujuan Belajar dan Pembelajaran
1.        Tujuan Belajar
Tujuan belajar adalah untuk hasil yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan tugas belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan diharapkan tercapai oleh siswa.Tujuan belajar adalah untuk mencapai pengetahuan dean adanya perubahan tingkalaku tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses belajar.

Komponen Tujuan Belajar
Tujuan belajar terdiri dari komponen-komponen yaitu:
Tingkah laku terminal, kondisi-kondisi tes, standar perilaku.Tingkah laku terminal adalah komponen tujuan belajar yang menentukan tingkah laku siswa.Ada tiga kondisi yang dapat mempengaruhi perilaku saat tes.pertama, alat dan sumber yang harus digunakan oleh siswa dalam upaya mempersiapkan diri untuk menempuh suatu tes. kedua, tantangan yanng disediakan terhadap siswa. ketiga, cara menyajikan informasi
Ukuran-ukuran perilaku, komponen ini merupakan suatu pernyataan tentang ukuran yang digunakan untuk membuat pertimbangan mengenai perilaku siswa.suatu ukuran menentukan tingkat minimal perilaku yang dapat diterima sebagai bukti, bahwa siswa telah mencapai tujuan.

2.        Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah merupakan kebutuhan dari siswa,mata ajaran, dan guru itu sendiri. berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yan hendak dicapai dan dikembangkan dan diapresiasikan. berdasarkan mata ajaran ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. guru adalah sumber utama tujuan bagi para siswa.
a.       Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar,
b.      Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan dapat diamati.
c.       Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki

C.      Teori Dalam Belajar
1.      Teori Belajar Behavioristik
Teori Behavioristik mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia telah mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Pandangan behavioristik mengakui pentingnya masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respons. Sedangkan apa yang terjadi di antara stimulus dan respons dianggap tidak penting diperhatikan sebab tidak bisa diamati dan diukur. Yang bisa diamati dan diukur hanyalah stimulus dan respons.Penguatan (reinforcement) adalah faktor penting dalam belajar. Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respons. Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respons akan semakin kuat. Demikian juga jika penguatan dikurangi (negative reinforcement) maka respons juga akan menguat. Tokoh-tokoh penting teori behavioristik antara lain Thorndike, Watson, Skiner, Hull dan Guthrie.Aplikasi teori ini dalam pembelajaran, bahwa kegiatan belajar ditekankan sebagai aktifitas "mimetic" yang menuntut siswa untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari.Penyajian materi pelajaran mengikuti urutan dari bagian-bagian ke keseluruhan.Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada basil, dan evaluasi menuntut sate jawaban benar.Jawaban yang benar menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan tugas belajarnya.

2.Teori Belajar Kognitif
Belajar menurut teori kognitif adalah perubahan persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur. Asumsi teori ini adalah bahwa setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang telah tertata dalam bentuk struktur kognitif yang dimilikinya.. Di antara para ahli teori kognitif yaitu:
Piaget, kegiatan belajar terjadi sesuai dengan pola tahap-tahap perkembangan tertentu dan umur seseorang, serta melalui proses asimilasi, akomodasi dan equilibrasi.
Bruner mengatakan bahwa belajar terjadi lebih ditentukan oleh cara seseorang mengatur pesan atau informasi, dan bukan ditentukan oleh umur. Proses belajar akan terjadi melalui tahap ¬tahap enaktif, ikonik, dan simbolik.
Ausubel mengatakan bahwa proses belajar terjadi jika seseorang mampu mengasimilasikan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan pengetahuan baru. Proses belajar akan terjadi melalui tahap-tahap memperhatikan stimulus, menyimpan dan menggunakan infonnasi yang sudah dipahami.

3.Teori Belajar Konstruktivistik
Pandangan konstruktivistik yang mengemukakan bahwa belajar merupakan usaha pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui asimilasi dan akomodasi yang menuju pada pembentukan struktur kognitifnya, memungkinkan mengarah kepada tujuan tersebut.
Pembelajaran diusahakan agar dapat memberikan kondisi terjadinya proses pembentukan tersebut secara optimal pada diri siswa. Proses belajar sebagai suatu usaha pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi, akan membentuk suatu konstruksi pengetahuan yang menuju pada kemutakhiran struktur kognitifnya.


Karakteristik pembelajaran dilakukandengan kontruktivistik adalah :
1.        Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan ide-idenya secara lebih luas.
2.        Menempatkan siswa sebagai kekuatan timbulnya interes, untuk membuat hubungan di antara ide-ide atau gagasannya, kemudian memformulasikan kembali ide-ide tersebut, serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
3.        Guru bersamasiswa mengkaji pesan penting bahwa dunia adalah kompleks, dimana terdapat bermacam-macam pandangan tentang kebenaran yang datangnya dari berbagai interpretasi.
4.        Guru mengakui bahwa proses belajar serta penilaiannya merupakan suatu usaha yang kompleks, sukar dipahami, tidak teratur, dan tidak mudah dikelola.

4.Teori Belajar Humanistik
Menurut teori humanistik tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika siswa telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Teori humanistik cenderung bersifat eklektik, maksudnya teori ini dapat memanfaatkan teori apa saja asal tujuannya tercapai. Tokoh penganut aliran humanistik di antaranya adalah : Kolb, dengan konsepnya tentang empat tahap dalam belajar, yaitu : pengalaman konkret, pengalaman aktif dan reflektif, konseptualisasi, dan eksperimentasi aktif.
a.         Bloom dan Krathwohl, dengan 3 kawasan tujuan belajar yaitu; kognitif, psikomotor, dan afektif.
b.        Ausubel, walaupun termasuk juga ke dalam aliran kognitifisme, ia terkenal dengan konsepa belajar bermakna (Meaningful learning).
Aplikasi teori humanistik dalam kegiatan pembelajaran cenderung mendorong siswa untuk berpikir induktif. Teori ini juga amat mementingkan faktor pengalaman dan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar.

5.Teori Belajar Sibernetik
Menurut teori sibernetik belajar adalah pemrosesan informasi.Teori ini lebih mementingkan sistem informasi dari pesan atau materi yang dipelajari. Bagaimana proses belajar akan berlangsung sangat ditentukan oleh sistem informasi dari pesan tersebut. Oleh sebab itu, teori sibernetik berasumsi bahwa tidak ada satu jenispun cara belajar yang ideal untuk segala situasi.Sebab cara belajar sangatditentukan oleh sisteminformasi.
pendekatan yang berorientasi pada pemrosesan informasi yang dikembangkan oleh Gage dan Berliner, Biehler dan Snowman, Baine, serta Tennyson. Bahwa proses pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian informasi, penyimpanan informasi, dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali informasi yang telah disimpan dalam ingatan.
Aplikasi teori pengolahan informasi dalam pembelajaran antara lain dirumuskan dalam teori Gagne dan Briggs yang mempreskripsikan adanya:  kapabilitas belajar, peristiwa pembelajaran, dan pengorganisasian/urutan 


6.TeoriKecerdasan Ganda
Kecerdasan ganda yang dikemukakan oleh Gardner yang kemudian dikembangkan oleh para tokoh lain, terdiri dari kecerdasan verbal/bahasa, kecerdasan logika/matematik, kecerdasan visual/ruang, kecerdasan tubuh/gerak tubuh, kecerdasan musikal/ritmik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan eksistensial, perlu dilatihkan dalam rangka mengembangkan ketrampilan hidup.Semua kecerdasan ini sebagai satu kesatuan yang utuh dan terpadu.Komposisi keterpaduannya berbeda¬beda pada masing-masing orang dan pada masing-masing budaya, namun secara keseluruhan semua kecerdasan tersebut dapat diubah dan ditingkatkan. Kecerdasan yang paling menonjol akan mengontrol kecerdasan-kecerdasan lainnya dalam memecahkan masalah.
Para pakar kecerdasan sebelum Gardner cenderung memberikan tekanan terhadap kecerdasan hanya terbatas pada aspek kognitif, sehingga manusia telah tereduksi menjadi sekedar komponen kognitif. Gardner melakukan hal yang berbeda, ia memandang manusia tidak hanya sekedar komponen kognitif, namun suatu keseluruhan.
Strategi pembelajaran kecerdasan ganda bertujuan agar semua potensi anak dapat berkembang. Strategi dasar pembelajarannya dimulai dengan :
(1) membangunkan/memicu kecerdasan,
(2) memperkuat kecerdasan,
(3) mengajarkan dengan/untuk kecerdasan
(4) mentransfer kecerdasan.
Berdasarkan teori Piaget ini, ada dua hal yang penting berkenaan dengan proses pembelajaran yaitu :
1.      Belajar adalah suatu proses aktif
2.      Belajar haruslah menyeluruh, autentik, dan nyata.

D.      Mengajar dan Mendidik
Makna mendidik lebih luas dibandingkan dengan mengajar. Mendidik dapat dilakukan dengan cara mengajar. Tingkah laku guru akan menjadi faktor yang penting dalam proses pendidikan, karena tingkah laku guru akan menjadi suri teladan bagi murid-muridnya.
Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Manusia belajar berarti merupakan rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih berarti. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah sebuah proses transfer dan pencarian nilai yang terjadi dilevel individu maupun masyarakat yang mengarah kepada perubahan kondisi kearah yang lebih baik.
Mendidik lebih bersifat kegiatan berkerangka jangka menengah atau jangka panjang.Hasil pendidikan tidak dapat dilihat dalam waktu dekat atau secara instan.Mengajar yang diikuti oleh kegiatan belajar-mengajar secara bersinergi sehingga materi yang disampaikan dapat meningkatkan wawasan keilmuwan, tumbuhnya keterampilan dan menghasilkan peru bahan sikap mental/kepribadian, sesuai dengan nilai absolute dan nilainisbi yang berlaku di lingkungan masyarakat dan bangsa bagi anak didik adalah kegiatan mendidik.